TOPIKAR || KAUR – Di tengah gugusan alam yang subur, Desa Muara Dua di Kecamatan Nasal, Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu, menyimpan potensi besar dalam bidang pertanian. Sudah bertahun-tahun lamanya, lahan persawahan seluas 65 hektar menjadi saksi bisu atas kerja keras para petani setempat. Namun, ironisnya, lahan yang dulu dikenal sebagai penghasil terbesar di kecamatan ini, kini terabaikan.
Pada awalnya, lahan persawahan di desa ini sangat memadai, dengan 58 hamparan yang menghijau dan subur. Namun, seiring berjalannya waktu, banyak warga Desa Muara Dua yang beralih profesi, bekerja di perusahaan perkebunan kelapa sawit, atau membuka lahan perkebunan kopi. Akibatnya, lahan persawahan yang luas itu tidak lagi digarap dengan maksimal.
Menghadapi situasi ini, Kepala Desa Muara Dua, Ansori, menghimbau masyarakat untuk kembali menggarap persawahan tersebut. Terlebih dengan harga beras yang melonjak tinggi, ini menjadi kesempatan emas untuk menunjang perekonomian desa dan mencukupi kebutuhan pangan pokok.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Kesepakatan masyarakat untuk mulai menggarap lahan sawah tersebut telah membawa semangat baru. Dengan dukungan dana desa yang disisihkan sebesar 20 persen untuk ketahanan pangan, diharapkan lahan persawahan ini dapat kembali produktif. Anggaran tersebut akan digunakan mulai dari penebasan, penebangan, hingga penyemprotan, dengan harapan adanya dukungan dari Dinas Pertanian dan lembaga lainnya.
Cerita dari para leluhur Desa Muara Dua yang dulu dikenal memiliki penghasilan yang lumayan dari hasil sawah, menjadi motivasi bagi warga saat ini. Dengan rencana dan ide yang telah disusun oleh Kepala Desa Ansori, masyarakat Desa Muara Dua merasa sangat senang dan optimis bahwa hasil sawah mereka akan kembali normal, sesuai dengan harapan mereka.
“Kami semua merasa senang karena rencana yang telah kami susun bersama Kepala Desa Ansori akan segera terwujud,” ujar Dodi, salah satu tokoh masyarakat Desa Muara Dua.
Dengan langkah-langkah yang telah direncanakan, Desa Muara Dua berharap dapat kembali menjadi desa yang mandiri dan berkelanjutan dalam bidang pertanian, sekaligus menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan.
Penulis : Johan
Editor : Zn