TOPIKAR– Situasi dunia ekonomi dan birokrasi Indonesia kembali memanas. Jika dulu Menteri Keuangan mendapat gelombang demonstrasi dari rakyat karena kebijakan yang dianggap tak berpihak pada masyarakat kecil, kini Menteri Keuangan yang baru justru menghadapi gelombang protes dari kalangan pejabat sendiri.
Fenomena ini menjadi sorotan publik. Sejumlah pejabat pusat maupun daerah menilai kebijakan fiskal yang diterapkan Menteri Keuangan saat ini terlalu menekan ruang gerak daerah dan memotong hak-hak pegawai tanpa mempertimbangkan kondisi nyata di lapangan.
“Menkeu lama didemo rakyat, Menkeu baru didemo pejabat. Tak perlu cari muka untuk mengambil hati rakyat, cukup tunjukkan kebijakan yang benar-benar berpihak,” begitu salah satu komentar yang ramai beredar di media sosial menyoroti situasi terkini.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Nama Menteri Keuangan Purbaya kini menjadi sorotan utama publik. Di berbagai forum dan diskusi ekonomi, istilah “Purbaya vs Everybody” mulai ramai digunakan untuk menggambarkan ketegangan antara Kementerian Keuangan dengan banyak pihak—mulai dari pemerintah daerah hingga sesama pejabat pusat.
Pengamat menilai, kondisi ini menunjukkan adanya krisis kepercayaan terhadap kebijakan fiskal yang terlalu sentralistik. Jika tidak segera diimbangi dengan komunikasi terbuka dan kebijakan yang adil, konflik kepentingan bisa makin melebar dan mengganggu stabilitas birokrasi nasional.
Penulis : Zoni ap
Editor : Zn