KAUR– Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Kabupaten Kaur kembali menuai kritik tajam dari masyarakat. Kali ini, unit transfusi darah menjadi sorotan utama setelah seorang pasien yang sangat membutuhkan darah tidak mendapat layanan yang memadai karena ketidakhadiran petugas yang bertanggung jawab.
Susi Susanti, yang bertugas di laboratorium, menjelaskan bahwa dia bukanlah petugas di ruangan unit transfusi darah. Namun, karena petugas yang bertanggung jawab tidak ada di tempat, dia menyempatkan diri untuk melayani pasien yang membutuhkan. “Saya memang bertugas di laboratorium, bukan di unit transfusi darah. Namun, melihat situasi yang mendesak, saya terpaksa membantu,” ujarnya.
Menurut Susi, petugas yang seharusnya bertanggung jawab di ruangan unit transfusi darah adalah Garaswan. Ketidakhadirannya pada saat kritis ini menimbulkan keresahan di kalangan pasien dan masyarakat Kaur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Masyarakat Kaur, khususnya pasien yang mengalami situasi ini, sangat menyayangkan kejadian tersebut. Mereka mempertanyakan apakah pelayanan Rumah Sakit Kabupaten Kaur akan terus seperti ini. “Apakah harus ada yang ditakuti atau dipatuhi agar pelayanan rumah sakit ini bisa berubah?” keluh salah satu warga yang tidak ingin disebutkan namanya.
Hal ini bukan pertama kalinya pemerintah daerah, termasuk DPRD, menegur pihak rumah sakit atas buruknya pelayanan yang diberikan. Namun, hingga kini, perbaikan yang diharapkan belum juga terwujud. Kondisi ini menimbulkan tanda tanya besar mengenai komitmen pihak rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan yang optimal bagi masyarakat Kaur.
Kejadian ini seharusnya menjadi perhatian serius bagi pihak rumah sakit dan pemerintah daerah. Perlu ada tindakan nyata untuk memastikan bahwa pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Kabupaten Kaur dapat memenuhi standar yang diharapkan oleh masyarakat. Tanpa perbaikan yang signifikan, kepercayaan masyarakat terhadap fasilitas kesehatan ini akan terus menurun.
Penulis : Zoni A
Editor : Zn