Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang akan diselenggarakan pada 14 Februari 2024 mendatang menjadi momentum penting bagi bangsa Indonesia. Pemilu ini akan menentukan siapa yang akan memimpin negara ini selama lima tahun ke depan, baik di tingkat pusat maupun daerah. Selain itu, pemilu ini juga akan menunjukkan sejauh mana kualitas demokrasi dan partisipasi politik masyarakat Indonesia.
Namun, di tengah situasi yang penuh tantangan dan ketidakpastian, pemilu ini juga menimbulkan berbagai harapan dan realitas yang beragam di kalangan masyarakat. Beberapa masyarakat menantikan pergantian pemimpin yang dapat membawa perubahan positif bagi negeri ini, sementara yang lain mengharapkan siraman amplop dari peserta pemilu sebagai bentuk imbalan atas suara mereka.
Harapan akan pergantian pemimpin yang lebih baik muncul karena adanya ketidakpuasan terhadap kinerja pemerintah saat ini, terutama dalam krisis ekonomi, dan masalah-masalah sosial lainnya. Masyarakat menginginkan pemimpin yang memiliki visi, misi, dan program yang jelas, konkret, dan realistis untuk memecahkan masalah-masalah tersebut. Masyarakat juga menginginkan pemimpin yang bersih dari korupsi, nepotisme, dan kolusi, serta mampu menjaga persatuan dan kebhinekaan bangsa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sementara itu, harapan akan siraman amplop dari peserta pemilu muncul karena adanya faktor-faktor ekonomi, budaya, dan politik yang mempengaruhi perilaku pemilih. Faktor ekonomi berkaitan dengan kondisi kemiskinan, kesenjangan, dan keterbatasan akses yang dialami oleh sebagian besar masyarakat, sehingga mereka mudah tergiur oleh uang atau barang yang ditawarkan oleh peserta pemilu. Faktor budaya berkaitan dengan adanya tradisi, norma, dan nilai yang mengharuskan masyarakat untuk membalas budi kepada orang yang telah memberi mereka sesuatu, termasuk peserta pemilu. Faktor politik berkaitan dengan adanya ketidakpercayaan, ketidaktahuan, dan ketidakpedulian masyarakat terhadap proses dan hasil pemilu, sehingga mereka tidak merasa memiliki tanggung jawab untuk memilih secara cerdas dan kritis.
Harapan dan realitas yang beragam ini menunjukkan bahwa pemilu 2024 bukanlah hal yang sederhana dan mudah. Pemilu 2024 membutuhkan kesiapan dan kesadaran dari semua pihak, baik penyelenggara, peserta, maupun pemilih. Penyelenggara harus mampu menyelenggarakan pemilu yang jujur, adil, transparan, dan akuntabel, Peserta pemilu harus mampu bersaing secara sehat, santun, dan beradab, serta menghindari praktik-praktik politik uang, kampanye hitam, dan hoaks. Pemilih harus mampu menggunakan hak pilihnya secara bijak, rasional, dan mandiri, serta mengedepankan kepentingan nasional daripada kepentingan pribadi atau kelompok.
Dengan demikian, pemilu 2024 dapat menjadi ajang untuk memperkuat demokrasi dan memajukan Indonesia. Pemilu 2024 juga dapat menjadi kesempatan untuk merefleksikan diri dan mengevaluasi kinerja pemerintah selama ini, serta menentukan arah dan cita-cita bangsa untuk lima tahun ke depan. Semoga pemilu 2024 berjalan lancar, aman, dan damai, serta menghasilkan pemimpin-pemimpin terbaik yang dapat membawa Indonesia menjadi lebih baik lagi.
“Yaa satu sisi kami berharap mendapatkan pemimpin yang baik, akan tetapi tidak dipungkiri kami juga berharap ada timbal balik dari calon, karena kebanyakan setelah jadi pada lupa,”ujar warga kaur.
Penulis : Zoni aprizon