TOPIKAR – Masalah kekurangan air di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kaur kembali mencuat, memicu kemarahan dan keluhan dari masyarakat. Persoalan ini bukan hal baru, dan hingga kini belum ada solusi konkret yang mampu menuntaskan masalah ini. Ungkapan kekecewaan dari warga terhadap janji-janji politik yang tak pernah terealisasi semakin sering muncul, terutama menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kaur 2024.
Salah satu warga yang tergabung dalam grup diskusi Pilkada Kaur, akun bernama Nurdin, meluapkan kemarahannya terkait kondisi air di RSUD Kaur. “Maaf melenceng dikit .mungkin Ade yang melihat postingan ini.tolong kudai kondisikan air di rumah sakit ni uy.adu kudai debat masalah calon saje ni.uluk Mane masalah air di RS umum kaur ni de pacak selesai. Hilut kekurangan air.uluk Mane Sangkan de pernah selesai.janji janji politik terus” ungkapnya dengan penuh kekecewaan.
Hal ini juga diamini oleh Kakcik, warga Kaur lainnya, yang menyoroti masalah kesehatan sebagai prioritas yang seharusnya menjadi fokus utama calon bupati. “Masalah kesehatan itu sangat penting. Untuk apa janji yang butuh dana miliaran, kalau keluhan dasar masyarakat, seperti air bersih di rumah sakit, terus menerus diabaikan? Kaur sudah lama berdiri, tapi masalah ini belum juga selesai,” ujarnya tegas.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Masalah yang Berlarut-larut
RSUD Kaur yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam pelayanan kesehatan di kabupaten ini, terus berjuang menghadapi permasalahan dasar seperti kekurangan air. Hal ini tidak hanya memengaruhi kenyamanan pasien, tetapi juga mengancam kualitas pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Bayangkan saja, rumah sakit yang menjadi tempat merawat orang sakit, justru mengalami krisis air yang berkelanjutan.
Kondisi ini tidak hanya menciptakan ketidaknyamanan bagi pasien, tetapi juga berpotensi membahayakan kesehatan mereka. Sterilisasi alat medis dan kebersihan ruang perawatan tergantung pada ketersediaan air bersih, sehingga situasi ini sangat mengkhawatirkan.
Janji Politik dan Realitas
Menjelang Pilkada 2024, para calon bupati diharapkan memberikan perhatian serius terhadap sektor kesehatan, terutama masalah yang sudah bertahun-tahun belum terselesaikan. Masyarakat Kaur, seperti Kakcik, menginginkan janji yang lebih konkret, bukan sekadar janji politik yang menguap setelah pemilihan berakhir.
Kesehatan adalah hak dasar yang harus diprioritaskan oleh siapa pun yang akan memimpin Kaur ke depan. Masyarakat berharap, masalah kekurangan air di RSUD Kaur ini bisa segera diatasi, bukan hanya dijadikan alat kampanye untuk menarik suara. Jika masalah mendasar seperti ini saja tidak bisa diselesaikan, bagaimana bisa ada harapan akan perbaikan di sektor-sektor lainnya?
Para calon bupati Kaur harus belajar dari pengalaman-pengalaman sebelumnya. Janji politik tidak akan berarti apa-apa jika kebutuhan mendasar masyarakat seperti air bersih di rumah sakit masih menjadi masalah. Kini, bola ada di tangan para kandidat. Mampukah mereka mewujudkan perubahan yang nyata atau sekadar melanjutkan tradisi janji tanpa realisasi?
Tuntutan Nyata untuk Pemimpin Kaur
Masalah kekurangan air ini adalah sinyal bahwa sektor kesehatan di Kaur memerlukan perhatian serius. Bukan hanya infrastruktur besar yang membutuhkan dana besar, tetapi juga solusi terhadap persoalan sehari-hari yang memengaruhi pelayanan kesehatan. Masyarakat berharap, siapa pun yang terpilih nanti akan memprioritaskan penyelesaian masalah-masalah yang langsung dirasakan oleh warganya.
Warga Kaur, terutama yang sering memanfaatkan layanan RSUD, mendesak agar pemimpin baru lebih peka dan cepat tanggap terhadap masalah ini. Kesehatan tidak boleh ditawar-tawar. Masyarakat membutuhkan pemimpin yang tidak hanya bisa berjanji, tetapi juga mewujudkan tindakan nyata.
Dengan Pilkada yang semakin dekat, kita tunggu apakah para calon bupati Kaur benar-benar mendengar keluhan warganya atau hanya akan kembali mengumbar janji kosong.
Penulis : Zoni A
Editor : Zn