KESEHATAN – Demam berdarah merupakan salah satu penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi serius bahkan kematian jika tidak ditangani dengan tepat. Demam berdarah seringkali muncul saat perubahan musim, terutama dari musim kemarau ke musim hujan.
Hal ini disampaikan oleh PLT Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kaur, Yasman. S, dalam keterangan Selasa (2/1/2024). Ia mengatakan bahwa perubahan cuaca dari musim kemarau ke musim hujan sangat rentan terhadap penyebaran penyakit demam berdarah. Oleh karena itu, ia menghimbau masyarakat Kabupaten Kaur untuk waspada dan menjaga kebersihan lingkungan rumahnya.
“Jangan sampai nanti demam berdarah ini menjadi musibah kembali. Dengan cara apa kita menanggulanginya? Paling tidak kita memperhatikan saluran pembuangan air, limbah, perhatikan juga genangan air dalam bak mandi, paling tidak dengan 3M. Jadi artinya masyarakat Kabupaten Kaur khususnya harus sigap menjaga kebersihan, lebih baik mencegah daripada mengobati,” ujar Yasman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
3M yang dimaksud Yasman adalah menguras, menutup, dan mengubur. Menguras berarti menguras tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi, ember, dan gentong setiap seminggu sekali. Menutup berarti menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air yang tidak bisa dikuras seperti drum, tandon, dan kendi. Mengubur berarti mengubur barang-barang bekas yang bisa menampung air seperti botol, kaleng, dan ban bekas.
Selain itu, Yasman juga mengimbau masyarakat untuk menggunakan kelambu saat tidur, mengoleskan lotion anti nyamuk, dan membersihkan rumput-rumput liar di sekitar rumah. Ia juga mengingatkan masyarakat untuk segera memeriksakan diri ke puskesmas atau rumah sakit jika mengalami gejala demam berdarah seperti demam tinggi, nyeri kepala, nyeri otot, nyeri sendi, muntah, mual, ruam kulit, dan perdarahan.
“Kami dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kaur terus berupaya untuk mencegah dan menangani penyakit demam berdarah. Kami melakukan fogging atau pengasapan di daerah-daerah yang rawan, melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, dan menyediakan obat-obatan dan alat-alat kesehatan yang dibutuhkan. Namun, kami juga membutuhkan kerjasama dan partisipasi dari masyarakat untuk bersama-sama melawan penyakit ini,” tutup Yasman.
Penulis : Zoni aprizon
Editor : Red